Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) dikenal luas sebagai jaringan jurnalisme investigatif yang berani membongkar kasus-kasus kejahatan terorganisir dan korupsi di berbagai belahan dunia. Namun, baru-baru ini muncul perhatian publik terhadap salah satu sumber pendanaannya yang tidak biasa: situs lotre erek erek. Informasi ini mengejutkan sebagian kalangan, mengingat OCCRP sering dikaitkan dengan integritas dan idealisme dalam dunia jurnalisme.

Lotre sebagai mekanisme penggalangan dana bukan hal baru di beberapa negara. Beberapa lembaga nirlaba menggunakannya untuk mendanai kegiatan sosial atau amal. Namun ketika hal ini dikaitkan dengan organisasi jurnalistik, muncul pertanyaan etis: apakah sumber dana semacam itu mempengaruhi independensi atau persepsi terhadap kredibilitas berita yang dihasilkan? Apalagi, situs-situs lotre sering diasosiasikan dengan praktik perjudian, yang tak jarang dikritik karena dampaknya terhadap masyarakat.

OCCRP sendiri menyatakan bahwa semua sumber dana mereka telah melalui proses verifikasi dan bersifat transparan. Jika pun ada kerja sama dengan entitas yang terlibat dalam lotre, hal tersebut dilakukan lewat mekanisme legal dan digunakan sepenuhnya untuk mendukung kerja jurnalistik investigatif. Namun tetap saja, publik memiliki hak untuk mempertanyakan sejauh mana organisasi seperti OCCRP dapat menjaga netralitas dan nilai-nilai moral saat menerima dana dari industri yang kontroversial.

Perdebatan ini membuka diskusi yang lebih luas tentang pendanaan media dan tantangan mempertahankan independensi di tengah krisis finansial jurnalisme global. Di satu sisi, OCCRP membutuhkan dana besar untuk melakukan liputan lintas negara yang mendalam. Di sisi lain, masyarakat menuntut agar sumber dana tidak mengaburkan objektivitas. Apakah ini sebuah kontradiksi, atau kompromi yang terpaksa diambil demi keberlanjutan informasi yang bermutu?